Monday, January 9, 2012

Mekanisme Evolusi



Mekanisme Evolusi adalah perubahan sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang sederhana ke makhluk yang lebih kompleks. Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner adalah seleksi alamdan hanyutan genetika. Seleksi alam memfavoritkan gen yang meningkatkan kapasitas keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika merupakan perubahan acak pada frekuensi alel, disebabkan oleh percontohan acak (random sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen merupakan transfer gen dalam dan antar populasi. Kepentingan relatif seleksi alam dan hanyutan genetika dalam sebuah populasi bervariasi, tergantung pada kuatnya seleksi dan ukuran populasi efektif, yang merupakan jumlah individu yang berkemampuan untuk berkembang biak. Seleksi alam biasanya mendominasi pada populasi yang besar, sedangkan hanyutan genetika mendominasi pada populasi yang kecil. Dominansi hanyutan genetika pada populasi yang kecil bahkan dapat menyebabkan fiksasi mutasi yang sedikit merugikan. Karenanya, dengan mengubah ukuran populasi dapat secara dramatis mempengaruhi arah evolusi. Leher botol populasi, di mana populasi mengecil untuk sementara waktu dan kehilangan variasi genetika, menyebabkan populasi yang lebih seragam. Leher botol disebabkan oleh perubahan pada aliran gen, seperti migrasi yang menurun, ekspansi ke habitat yang baru, ataupun subdivisi populasi.

1.     Variasi yang dapat diwariskan (bahan baku evolusi)
Variasi yang diwariskan  merupakan bahan baku evolusi karena pada tahun 1859 Charles Darwin seorang naturalis dari Inggris menerbitkan buku The Origin Of Species, buku tersebut menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil keturunan dari nenek moyang yang sama yang mengalami modifikasi inilah yang disebut teori evolusi. Dengan kata lain, teori evolusi menyatakan bahwa species bukanlah merupakan suatu yang kekal dan tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi melalui proses perubahan terhadap dari spesies yang tlah ada, semua spesies mempunyai hubungan darah, sampai demikian setiap dua spesies yang ada di bumi ini pada suatu saat dalam sejarah nya mempunyai leluhur yang sama, jadi pada intinya variasi itu berupa keanekaragaman spesies  yang ada di dunia ini
Ia menemukan bahwa peternak dapat mengembangkan jenis baru hanya dari varian yang timbul secara spontan pada ternaknya. Yaitu, hanya jika beberapa hewan dilahirkan lebih berat atau lebih besar atau warna bulunya lebih gelap dibandingkan dengan yang lain, maka peternak dapat mengembangkan jenis yang lebih berat atau lebih tinggi atau berbulu lebih gelap. Darwin juga menyadari bahwa varian ini tidak dapat timbul hanya sekedar karena di tempatkan di lingkungan lain. Individu-individu yang yang lebih besar hanya karena makanan yang lebih baik tidak akan dapat menyediakan bahan baku untuk jenis yang lebih besar. Hanyalah variasi terwariskan yang dapat memenuhi tujuan ini. Ada dua bentuk variasi yaitu:
a. Variasi tak terputus
Banyak sifat yang ditemukan dalam suatu populasi tumbuhan atau hewan bervariasi dalam suatu cara yang tak terputus dan halus dari satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Berat tubuh, panjang tubuh, dan warna bulu, baru tiga sifat yang dari padanya kita harapkan dapat ditemukan variasi yang sangat banyak.
b. Variasi terputus
Untuk sifat-sifat tertentu, individu-individu dari beberapa populasi dapat dibagi dalam dua kelompok yang jelas tanpa adanya kelompok antara. Fakta bahwa semua manusia mempunyai satu dari empat golongan darah ABO merupakan contoh variasi yang terputus-putus. Variasi seperti ini disebut polimorfisme.


Baik variasi yang terputus maupun yang tak terputus dapat menjadi bahan baku evolusi hanya saja jika timbulnya disebabkan oleh factor-faktor menurun dan bukan karena factor lingkungan. Sifat ini dikatakan mempunyai daya temurun (heretabilitas) yang tinggi. Sebaliknya jika keturunannya mampunyai kisaran yang sama dengan rata-rata populasi, maka hanya factor lingkungan yang bekerja. Sifat seperti ini dikatakan mampunyai heritabilitas nol.
Fenotipesuatu individu organisme dihasilkan dari genotipedan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel leluhur.
Variasi berasal dari mutasibahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman. Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.
Tidak ada spesies hidup yang tidak dapat mengisi penuh habitat dengan jenisnya jika tersedia makanan yang yang tak terbatas dan factor lain dalam lingkungannya itu menguntungkan. Beberapa akan melaksanakannya lebih cepat dari yang lain. Nyatanya setiap spesies yang dalam masa hidupnya menghasilkan lebih dari dua keturunan yang hidup, akan bertambah jumlahnya kecuali jika kelebihan itu mati sebelum memberi keturunan. Skala waktu berbeda untuk berbagai spesies, tetapi potensi untuk pertumbuhan eksponensial ada pada semua spesies. Ketentuan yang mengendalikan pertumbuhan populasi yang eksponensial adalah berupa sejumlah factor yang bekerja dan bersamaan yang oleh Darwin disebut seleksi ilmiah. Teori seleksi alamiah Darwin merupakan kesimpulan berdasarkan tiga factor alam yang dapat diamati dan dari suatu kesimpulan pendahuluan.

Fakta 1 : Semua spesies mempunyai potensi reproduksi yang tinggi. Dari bakteri sampai gajah, mempunyai kemampuan untuk memenuhi dunia ini dengan jenisnya.

Fakta 2 : Kecuali fluktuasi yang kecil, populasi spesies apapun dari tahun ke tahun agak konstan.
Kesimpulan 1 : Karena itu, kita harus menyimpulkan bahwa semua mahluk menghadapi perjuangan untuk eksistensi yang terus menerus, yaitu perjuangan yang banyak diantara mereka akan mati muda.
Fakta 3 : Terdapat variasi yang diturunkan diantara individu tiap spesies.
Kesimpulan 2 : Karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa individu yang variasinya paling cocok untuk lingkungannya mempunyai kemungkinan besar untuk bertahan hidup.

Variasi individu dalam populasi dapat terjadi melalui :
-          Persilangan antar individu dalam populasi tersebut
-          Perubahan lingkungan yang menyebabkan mutasi bagi individu yang hidup di dalamnya

Variasi genetik
Rekombinasi gen-gen yang dapat terjadi melalui perkawinan antara individu-individu yang fertil sebab dalam perkawinan terjadi penyatuan antara gamet janan dan betina yang masing-masing memiliki susunan genetik yang berbeda.

2.     Seleksi Alamiah
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain pada sebuah populasi.
Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
  • Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
  • Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
  • Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Salah satu kecaman terhadap seleksi alamiah Darwin adalah bahwa teorinya tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat yang diinginkan diwariskan dari generasi-kegenerasi yang berikutnya. Dengan kata lain, Darwin tidak dapat menjelaskan mekanisme pewarisan sifat.


Seleksi alamiah dapat dipengaruhi penyebaran fenotipe dalam satu populasi dengan 3 cara :

1.      Seleksi pemantap (stabilizing selection)
merupakan seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama. Disini individu-individu pada setiap ekstrem akan disingkirkan, disamping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotif yang mendekati nilai rata-rata.
  1. Seleksi berarah (directional selection)
merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-individu yang menempati suatu ekstrem dari kisaran fenotif lebih disukai dari pada yang lain-lain. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat perubahan pada lingkungan fisiknya.
  1. Seleksi pemutus (disruptive selection)
merupakan seleksi nilai ekstrem, suatu keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrem dari kisaran fenotifnya lebih sesuai daripada yang terdapat di tengah-tengah, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbedamenjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata).
Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Seleksi diskruptif dapat menghasilkan terpecahnya lungkang (pool) gen tunggal menjadi dua lungkang gen yang yang berbeda. Hal ini dapat merupakan satu cara pembentukan spesies baru.
Spesiasi adalah pembentukan satu atau lebih spesies turunan dari satu spesies moyang. Pada umumnya spesiasi mensyaratkan bahwa spesies moyang harus terpisah menjadi 2 atau lebih sub populasi yang terpisah secara geografik, padanya seleksi alamiah dan penyimpangan bekerja secara berbeda untuk membentuk lingkang gen yang berbeda. Kalaupun dua spesies yang masih tingkat permulaan ini bersatu kembali, mereka akan saling berkawin lagi dan membentuk lagi satu gen. ada kemungkinan satu atau lebih mekanisme isolasi akan mencegah berhasilnya saling berkawinan. Dalam hal demikian, persaingan yang hebat anatara mereka mungkin akan menimbulkan seleksi direksional yang akan mengurangi kehebatan persaingan tersebut. Akhirnya, akan tiba suatu saat ketika kedua spesies baru tersebut secara genetic tak mampu lagi melaksanakan kawin silang dengan sukses. Spesiasipun telah selesai.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator), Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.

3.     Ukuran “Kemampuan”

Ukuran “kemampuan” adalah adaptasi yang dilakukan untuk bertahan hidup dengan mengubah morfologi tubuh dan juga kemampuan dalam menghasilkan keturunan dewasa. Individu dalam suatu populasi yang dapat menghasilkan keturunan dewasa dalam jumlah yang paling besar, itulah yang disebut paling mampu.

Dalam hal ini beberapa mekanisme memegang peranan:
1. Kelangsungan Hidup
Jika tiap sifat yang dapat meningkatkan kesempatan organisme untuk tetap hidup pada dan melalui periode reproduksi ini membuat organisme itu lebih mampu dari pada individu lain dalam spesies itu. Kita namakan sifat-sifat itu adaptasi. Sifat ini dapat menyangkut perubahan dalam struktur tubuh, perubahan dalam fisiologi, perubahan dalam prilaku, atau perubahan semua sifat tersebut.

2. Seleksi Seksual
Tiap sifat yang diwariskan, yang membuat beberapa individu lebih menarik bagi lawan jenis dari pada individu lain, akan menyebabkan mereka lebih berhasil dalam perkawinan. Akibatnya dalam generasi berikutnya proporsi sifat yang diturunkan akan lebih besar. Penelitian mengenai beberapa sifat yang menyangkut seleksi seksual mengungkapkan bahwa dampak evolusi seleksi seksual tidak selamanya searah dengan seleksi ketahanan hidup individu. Sifat-sifat yang terseleksi secara seksual, dan akan terus meningkat pada generasi-generasi berikutnya, mungkin dapat menyebabkan hewan itu kurang mampu teradaptasi dengan lingkungannya.

3. Ukuran Keluarga
Setiap sifat yang menyebabkan hewan mempunyai keturunan dewasa dalam jumlah besar juga merupakan ukuran kemampuan. Perlu ada penekanan pada keturunan dewasa karena hanya mereka yang dapat mewariskan sifat-sifat itu pada generasi berikutnya.


4.     Genetika sumber variabilitas
Variabilitas adalah keanekaragaman secara genetis sebenarnya dua tanaman tidak akan persis sama, meskipun bisa digolongkan dalam satu golongan sampai batas tertentu misalnya kultivar, varietas , spesies, general, family dst.
Variabilitas suatu populasi bisa di bagi atas variabilitas fenotopik dan variabilitas genotipik. Variabilitas fenotopik dapat diukur atau dilihat langsung untuk keanekaragaman tertentu sedangkan variabilitas genotipik tidak dapat dilihat atau diukur secara langsung sehingga harus diduga melalui analisis melalui statisktik.

Sumber-sumber variabilitas genetik
Plasma nutfah : Merupakan sumber genetik dalam pemuliaan tanaman untuk mengembangkan suatu kultivar baru
Introduksi : Kegiatan memasukan genotip tanaman dari tempat lain yang dapat digunakan untuk program pemuliaan
Mutan: Mutan hasil mutasi yang didefinisikan sebagai perubahan yang mendadak pada bahan genetik dari sel
Poliploid : Tanaman hasil penggandaan yang mempunyai lebih dari set genom
Hibridisasi: Hibridisasi iini sangat efektif untuk menggabungkan karakter yang baik dari dua atau lebih tanaman yang bebeda genotipnya,
Evolusi organisme terjadi melalui perubahan pada sifat-sifat yang terwariskan. Warna mata pada manusia, sebagai contohnya, merupakan sifat-sifat yang terwariskan ini. Sifat terwariskan dikontrol oleh gendan keseluruhan gen dalam suatu genom organisme disebut sebagai genotipe.
Keseluruhan sifat-sifat yang terpantau pada perilaku dan struktur organisme disebut sebagai fenotipe. Sifat-sifat ini berasal dari interaksi genotipe dengan lingkungan. Oleh karena itu, tidak setiap aspek fenotipe organisme diwariskan. Kulit berwarna gelap yang dihasilkan dari penjemuran matahari berasal dari interaksi antara genotipe seseorang dengan cahaya matahari; sehingga warna kulit gelap ini tidak akan diwarisi ke keturunan orang tersebut. Walaupun begitu, manusia memiliki respon yang berbeda terhadap cahaya matahari, dan ini diakibatkan oleh perbedaan pada genotipenya. Contohnya adalah individu dengan sifat albino yang kulitnya tidak akan menggelap dan sangat sensitif terhadap sengatan matahari.
Sifat-sifat terwariskan diwariskan antar generasi via DNA, sebuah molekulyang dapat menyimpan informasi genetika. DNA merupakan sebuah polimeryang terdiri dari empat jenis basa nukleotida. Urutan basa pada molekul DNA tertentu menentukan informasi genetika. Bagian molekul DNA yang menentukan sebuah satuan fungsional disebut gen; gen yang berbeda mempunyai urutan basa yang berbeda. Dalam sel, unting DNA yang panjang berasosiasi dengan protein, membentuk struktur padat yang disebut kromosom. Lokasi spesifik pada sebuah kromosom dikenal sebagai lokus. Jika urutan DNA pada sebuah lokus bervariasi antar individu, bentuk berbeda pada urutan ini disebut sebagai alel. Urutan DNA dapat berubah melalui mutasi, menghasilkan alel yang baru. Jika mutasi terjadi pada gen, alel yang baru dapat mempengaruhi sifat individu yang dikontrol oleh gen, menyebabkan perubahan fenotipe organisme. Walaupun demikian, manakala contoh ini menunjukkan bagaimana alel dan sifat bekerja pada beberapa kasus, kebanyakan sifat lebih kompleks dan dikontrol oleh interaksi banyak gen.

Mutasi
Variasi genetika berasal dari mutasi acak yang terjadi pada genom organisme. Mutasi merupakan perubahan pada urutan DNA sel genom dan diakibatkan oleh radiasi, virus, transposon, bahan kimia mutagenik, serta kesalahan selama proses meiosisataupun replikasi DNA. Mutagen-mutagen ini menghasilkan beberapa jenis perubahan pada urutan DNA. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan produk gen, mencegah gen berfungsi, ataupun tidak menghasilkan efek sama sekali.
Gen dihasilkan oleh beberapa metode, umumnya melalui duplikasi dan mutasi gen leluhur ataupun dengan merekombinasi bagian gen yang berbeda, membentuk kombinasi baru dengan fungsi yang baru. Keuntungan duplikasi gen (atau bahkan keseluruhan genom) adalah bahwa tumpang tindih atau fungsi berlebih pada gen ganda mengijinkan alel-alel dipertahankan (jika tidak akan membahayakan), sehingga meningkatkan keanekaragaman genetika.
Perubahan pada bilangan kromosom dapat melibatkan mutasi yang bahkan lebih besar, dengan segmen DNA dalam kromosom terputus kemudian tersusun kembali. Sebagai contoh, dua kromosom pada genusHomobersatu membentuk kromosom 2 manusia; pernyatuan ini tidak terjadi pada garis keturunan kera lainnya, dan tetap dipertahankan sebagai dua kromosom terpisah. Peran paling penting penataan ulang kromosom ini pada evolusi kemungkinan adalah untuk mempercepat divergensi populasi menjadi spesies baru dengan membuat populasi tidak saling berkembang biak, sehingga mempertahankan perbedaan genetika antara populasi ini.
Urutan DNA yang dapat berpindah pada genom, seperti transposon, merupakan bagian utama pada bahan genetika tanaman dan hewan, dan dapat memiliki peran penting pada evolusi genom. Efek lain dari urutan DNA yang bergerak ini adalah ketika ia berpindah dalam suatu genom, ia dapat memutasikan atau mendelesi gen yang telah ada, sehingga menghasilkan keanekaragaman genetika.

5.     Hukum Hardy-Weinberg

Asas Hardy-Weinberg untuk dua alel: sumbu horizontal menunjukkan frekuensi alelp dan q, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan frekuensi genotipe. Tiap-tiap kurva menampilkan satu dari tiga genotipe yang memungkinkan.

G.H. Hardy seorang ahli matematik inggris dan W. Weinberg seorang dokter Jerman yang merumuskan hukumnya sebagai berikut :  Frekuensi alel dari satu gen akan tetap dari generasi ke generasi bila memenuhi syarat (Di dalam suatu kondisi tertentu frekuensi gen dan frekuensi genotip akan tetap sama atau konstan dari satu generasi kegenerasi lain dalam populasi yang berbiak secara seksual) 
Syarat       :
-          Tidak ada mutasi (mutasi ke dua arah adalah seimbang)
-          Tidak ada seleksi natural (kemampuan yang sama dalam reproduksi)
-          Populasi Besar (sehingga suatu perubahan yang tidak mengubah frekuensi gen secara berarti)
-          Perkawinan acak
-          Tidak terjadi migrasi ke atau dari populasi.

Rumus       :
-          Alel tunggal
p²+2pq+q²=1
-          Alel ganda
(p+q+r)² =1

Teori           :
Frekuensi genotip AA, Aa, dan aa, serta perbandingan gen A dan a selalu sama dari generasi ke generasi
1.      AA, Aa, dan aa mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
2.      Perkawinan antara genotip satu dengan genotip lainnya berlangsung secara acak
3.      Kemungkinan terjadinya mutasi A ke a dan sebaliknya sama besar

Jika kita meninjau apa yang dimaksud oleh Hardy dan Weinberg dengan hukumnya itu. Kita ambil contoh, misalnya suatu populasi mempunyai frekuensi gen A = p dan a = q. maka karena pada kromosom homolog hanya terdapat sepasang locus untuk A dan a, maka p + q = 1. jadi spermatozoa yang dihasilkan oleh pria dalam populasi itu sebanyak p akan mengandung A dan sebanyak q akan mengandung gen a. demikian juga perbandingan sel telur yang mengandung A = p dan yang mengandung a = q.

Peleburan antara sel telur dan sperma dalam gen pool populasi itu adalah sebagai berikut:

Untuk membuktikan bahwa perbandingan ratio p² (AA) : 2 pq (Aa) : q²(aa) benar-benar dalam keseimbangan, maka kita lihat bagaimana perbandingan baru gamet-gamet A dan a yang akan dihasilkan oleh generasi ini. Individu-individu AA akan menghasilkan gamet-gamet A saja. Individu-individu Aa akan menghasilkan ½ gamet A dan ½ gamet a. individu –individu aa akan menghasilkan gamet-gamet a saja.
Jadi perbandingan gamet-gamet setelah satu generasi lewat menjadi :
Gamet A ialah p² + ½ (2pq) = p (p+q) = p
Gamet a ialah q² + ½ (2pq) = q (p+q) = q

6.     Seleksi Kerabat
Seleksi Kerabat adalah seleksi yang terjadi pada satu spesies dengan fenotip yang berbeda yang menyebabkan salah satunya bertahan dan yang lainnya akan punah.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Skenario "evolusi manusia" ternyata sama sekali rekaan. Agar pohon kekerabatan semacam ini ada, evolusi perlahan dan bertahap dari kera ke manusia haruslah terjadi dan catatan fosil dari proses ini haruslah pernah ada. Tetapi, terdapat jurang sangat lebar yang memisahkan kera dari manusia. Struktur rangka, volume otak, dan ciri lain seperti berjalan tegak atau membungkuk rendah ke depan adalah hal-hal yang membedakan manusia dari kera.
Penemuan penting lain yang membuktikan pohon kekerabatan seperti ini tidaklah mungkin terjadi di antara spesies-spesies yang berbeda ini adalah kenyataan bahwa spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang bagi spesies yang lain ternyata hidup pada saat yang bersamaan. Jika, sebagaimana pernyataan evolusionis, australopithecines berubah menjadi Homo habilis dan bila mereka pada gilirannya berubah menjadi Homo erectus, maka zaman di mana mereka hidup sudah seharusnya saling berurutan. Tetapi, pada kenyataannya tidak terdapat urutan kronologis seperti ini.
Berbagai penemuan ini menunjukkan bahwa makhluk yang dikemukakan sebagai "nenek moyang manusia" oleh teori evolusi ternyata adalah spesies-spesies punah yang sama sekali tidak berhubungan satu dengan yang lain atau ras-ras manusia yang hilang.

7.     Pengaruh seleksi pada populasi
Menurut Teori Darwin      : Evolusi disebabkan terutama oleh adanya Seleksi alam yang
                                                            terjadi pada  Populasi
Seleksi yaitu kondisi atau tindakan yang mengakibatkan genotipe tertentu bertahan dalam populasi sedangkan genotipe lainnya tersingkirkan.
Seleksi merupakan kekuatan utama yang dapat menimbulkan perubahan frekuensi alel dalam populasi. Pengaruh seleksi dapat diukur dengan membandingkan jumlah individu sebelum dan sesudah seleksi. Jadi pengaruhnya pada populasi karena adanya persaingan hidup di bumi yang mana harus berjuang untuk mempertahankan hidupnya dari perubahan-perubahan yang terjadi di bumi akibat adanya perubahan struktur bumi. Jika suatu organisme atau makhluk hidup tidak dapat mempertahankan hidupnya, maka organisme tersebut akan punah. Bagi makhluk hidup yang mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan maka makhluk hidup tersebutlah yang dapat bertahan hidup melanjutkan kelangsungan hidupnya.
Pengaruhnya terhadap populasi adalah :
  •          Segala jenis kehidupan di dunia ini tidak ada yang sama
  •       Dalam satu keturunan, antara individu satu dengan lainnya menunjukkan suatu variasi. Dimana variasi ini menyebabkan setiap individu memiliki kekuatan yang berbeda-beda untuk bertahan terhadap Seleksi alam.
  •          Perkembangan populasi suatu organism dibatasi oleh adanya ruang dan makanan
  •      Populasi memiliki daya reproduksi yang tinggi, tetapi dengan adanya persaingan memperebutkan tempat tinggal dan ketersediaan makanan, menyebabkan timbulnya seleksi pada populasi. Siapa yang kuat, dia yang akan bertahan.
  •      Semakin banyak seleksi yang terjadi maka semakin beragam populasi yang ada.
  •          Semakin banyak populasi yang ada maka keanekaragaman suatu populasi akan semakin beragam.
  •          Selama populasi masih terus mangalami seleksi, maka evolusi akan terus terjadi.
  •    Punahnya berbagai macam populasi mempengaruhi keanekaragaman variasi yang ada pada suatu populasi.

No comments:

Post a Comment