Tuesday, January 10, 2012

Dampak game online terhadap perkembangan otak anak part II


BAB III
PENGERTIAN secara UMUM TENTANG TOPIK
            Permainan game saat ini menjadi alternatif hiburan bagi anak-anak sampai orang dewasa. Pengertian game juga dapat merujuk pada kelincahan intelektual. Pengertian tersebut didasarkan keinginan pemain untuk mencapai kemenangan dalam permainan game tersebut. Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu merupakan sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.
Menurut Alan Shiu Ho Kwan ( 2000 ) ada 6 faktor yang melatari seseorang bermain games, yaitu :
·                    Adanya tawaran kebebasan
·                    Keberagaman pilihan
·                    Daya tarik elemen-elemen games
·                    Antarmuka (interface)
·                    Tantangan dan aksesbilitas
A. Subyek Penelitian
Saat ini games sangat diminati oleh banyak kalangan namun yang akan kami bahas sekarang ialah games yang sering dimainkan oleh anak-anak. Dan hal-hal yang membuat anak-anak kecanduan terhadap games. Anak-anak sekarang sudah kecanduan secara akut kepada games. Entah hal apa yang membuat meraka seperti ini? Mungkin perkembangan teknologi yang pesat atau mungkin anak-anak lebih suka bermain daripada belajar. Dari hasil penelitian yang sejak sepuluh tahun lalu dilakukan menunjukan bahwa pecandu video games adalah individu yang berintelejensi tinggi, bermotivasi, dan berorientasi pada prestasi. Mereka menjadikan permainan ini hanya sebagai hobi saja sehingga hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau pelajaran tidak terganggu. Seorang pakar adiksi video games Mark Griffiths dari Nottingham Trent University, mengatakan bahwa game dapat membuat seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu. Namun tidak selamanya motivasi yang ditimbulkan oleh kecanduan game selalu positif. Ada kalanya efek yang ditimbulkan bisa negatif.

Seperti seorang anak dapat melakukan apa saja untuk dapat bermain game, diataranya mereka dapat mencuri untuk membeli game baru, bolos sekolah, malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dari sekolah, hingga rasa yang ingin bermain setiap saat. Semua itu membuat orang tua khawatir kepada anak-anaknya Karena sikap acuh mereka terhadap pendidikan, kesehatan, maupun kehidupan sosial. Anak-anak yang sudah kecanduan akut tidak akan memperdulikan lingkungan sekitarnya, baik itu diri sendiri, keluarga, ataupun orang lain. karena mereka asyik dengan dunia game. Pada saat bersamaan game juga secara nyata dapat daya analisis pemainnya untuk mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cepat dan jitu. Namun tentu saja harus disesuaikan dengan kenyataan yang ada. Saat ini game yang berkembang secara pesat adalah game online. Tampilannya yang menarik dan aplikasi permainan makin membuat penggunanya kecanduan. Oleh sebab itu makin banyak pula perusahaan-perusahaan game yang berlomba-lomba memperbaiki aplikasinya. Di Indonesia sendiri game online berkembang perkiraan pada tahun 90an. Dan saat itu yang digemari adalah Nexia. Jika sekarang yang beredar dan banyak digandrungi ilah Ragnarok online. Sebuah game yang diangkat dari sebuah komik dengan judul yang sama. Alasan banyak gamers yang menyukai ragnarok karena dalam permainan tersebut penggunanya menciptakan karakter pemain sendiri sehingga permainan yang dimainkan seperti membawa pemain ikut dalam dunia game. Atau dapat dikatakan pula pemain dapat merasakan dunia khayalnya. Apalagi dalam ragnarok pemain dapat bertemu dengan pemain lain sehingga permainan pun makin menyenangkan.
Menurut Akio Mori seorang professor dari Tokyo's Nihon University melakukan riset mengenai dampak game online pada aktifitas otak. Dari penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 poin penting. Pertama , penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, mengalami masalah dalam hubungan sosial, tidak konsentrasi dan lain sebagainya. Kedua, penurunan aktifitas gelombang beta merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer mengalami "autonomic nerves" yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana sekresi adrenalin meningkat, sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat. Bila tubuh dalam keadaan seperti ini maka yang terjadi pada gamer adalah otak mereka merespon bahaya sesungguhnya.
Kedua dampak yang muncul tersebut sudah pasti akan menghambat proses belajar mahasiswa. Karena dengan adanya penurunan-penurunangelombang pada tubuh tersebut menyebabkan gangguan dalam jangka yang pendek maupun panjang, tidak hanya dari segi psikologinya tetapi juga dari kesehatannya. Hal itu otomatis akan menurunkan prestasi belajarnya.
B. Kesimpulan
Tiga Gejala Anak mengalami Kecanduan Games
  1. Perhatikan apakah anak bermain seharian, sering bermain dalam jangka waktu lama [lebih dari tiga jam].”
  2. Perhatikan apakah mereka main untuk kesenangan, cenderung seperti tak kenal lelah dan mudah tersinggung saat dilarang.
  3. Apakah mereka mengorbankan kegiatan sosial dan olahraga, enggan mengerjakan PR, dan ingin mengurangi ketergantungannya tapi tak bisa.
\     Jika anak mengalami tiga gejala diatas, bisa disimpulkan bahwa anak Anda mungkin sudah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bermain video games. Satu gejala terpapar secara berlebihan yang juga bisa dilihat orangtua adalah kekakuan pada gerakan anak.
\     Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa games dapat dimanfaatkan untuk memacu kreatifitas dan daya berpikir cepat seseorang. Hal itu sangat bermanfaat bagi anak-naka usia sekolah serta mahasiswa. Tetapi, jika kita tidak dapat mengendalikan diri dalam mengatur frekunsi bermain games, maka dampak yang akan ditimbulkan sangatlah berbahaya.



C. Saran
\     Salah satu cara mendidik anak kecil supaya cerdas diantaranya di perkenalkan dengan sebuah game edukasi, yaitu sebuah game yang akan membantu perkembangan saraf motorik terhadap anak kecil. Jenis game yang bisa anda dapatkan antara lain flash game, puzzle dan yang lainnya.
\     Singkatnya permainan itu dituduh menjadikan orang berperilaku kompulsif, tak acuh pada kegiatan lain, dan memunculkan gejala aneh, seperti rasa tak tenang saat keinginan bermain tidak terpenuhi. Penelitian lebih dari sepuluh tahun lalu menunjukkan bahwa pecandu video game (junkies) adalah individu berintelijensi tinggi, bermotivasi, dan berorientasi pada prestasi. Mereka berprestasi bagus baik di sekolah maupun tempat kerja yang tidak terganggu dengan hobi yang satu ini. Namun kecanggihan game yang terus berkembang dan makin banyak dibuat pada abad 21 ini, masih jadi tanda tanya apakah game berpengaruh pada orientasi prestasi seseorang. Lebih khusus lagi layakkah orangtua khawatir dengan kegandrungan anak-anaknya dalam permainan virtual ini.
\     Bermain game bagi perkembangan anak usia sekolah juga memiliki dampak yang positif jika berhubungan dengan pendidikan. Game seperti itu malah dapat menunjang kemampuan daya berpikir secara logis bagi si anak.
\     Sebaliknya, jika game yang berbau kekerasan seperti GTA yang sedang - in beberapa waktu lalu mengisahkan tentang seorang pemuda dengan watak sangat keras, yang bisa membunuh dan  merampok. Dan itu semua hanya dilakukan dengan kendali dua tangan dan otak  manusia yang bermain. Game seperti inilah yang tidak sehat untuk dilihat oleh anak yang belum menginjak usia kematangan. Karena ketika si anak melihat dan memainkan permainan yang tidak sesuai dengan usianya akan mengganggu perkembangannya.

Karena respon yang diterima  merupakan hasil dari apa yang dilihat oleh indera yang kemudian  distimulus ke otak., ketika seorang anak bermain tembak–tembakan, bisa saja dia akan memikirkan hal serupa dengan yang dia mainkan di game itu. Dia akan berpikir kalau seorang itu ditembak maka dia akan hidup lagi seperti di dalam game. Karena dia tidak pernah diberi tahu atau diberikan pengertian seperti apa efek dari permainan yang digunakannya. 

No comments:

Post a Comment