Sunday, March 27, 2011

presentasi, makalah, tugas tentang autofilter



1. AutoFilter Excel untuk Menyaring suatu Daftar Excel Data Dalam Kriteria
Salah satu fungsi yang paling berguna di Excel adalah AutoFilter. The AutoFilter memungkinkan pengguna untuk menyaring item dalam daftar menurut kriteria yang ditetapkan. Anda dapat menyaring teks, nomor atau tanggal dengan AutoFilter. Bila Anda menerapkan autofilters ke worksheet, switch filter (drop down panah hitam) akan muncul di sebelah kanan judul kolom Anda. Untuk mengaktifkan AutoFilter, klik dalam pos baris Anda dan pergi keData> Filter> AutoFilter. Setelah panah drop muncul, klik pada salah satu anak panah di sebelah kanan kolom pos dan Anda akan melihat daftar opsi.
Kita akan melihat dua pilihan yang paling umum, All dan Custom. Pilihan lainnya adalah cukup jelas:
Urutkan Ascending : Urutkan daftar dalam urutan ascending (hanya di Excel 2003)
Urutkan Descending : Urutkan daftar dalam urutan
all : Menunjukkan semua item dalam daftar sekali.

Top 10 : Menampilkan 10 item teratas dalam daftar sekali
custom : Digunakan untuk menyesuaikan kriteria filter


AutoFilter all
Bila Anda memilih opsi all, catatan untuk kolom yang muncul hanya sekali dalam daftar Filter, bahkan jika mereka muncul berkali-kali dalam kolom Anda. Klik pada salah satu catatan dalam daftar, dan Anda akan melihat semua catatan hanya item yang dipilih ditampilkan dalam spreadsheet Anda.Drop-down arrow akan berwarna biru, dan semua catatan lain yang tidak memenuhi kriteria yang Anda pilih yang tersembunyi (seperti ditunjukkan oleh nomor baris Anda yang sekarang biru). Jika filter tidak diperlukan lagi, klik opsi Semua dari drop down dan panah penyaring Anda akan berubah menjadi hitam kembali dan semua catatan Anda akan ditampilkan. Untuk menghapus panah AutoFilter, klik ke Data> Filter> AutoFilter.
menggunakan Filter
Anda dapat menerapkan icon filter untuk data baru yang akan disaring. Dengan kata lain, Anda dapat menerapkan penyaring pada filter. Hal ini berguna untuk membatasi catatan lebih jauh. Katakanlah Anda telah menyaring daftar (mirip dengan yang di screen shot) untuk mencari semua orang yang bekerja di Departemen Administrasi. Terutama yang Asisten Pribadi  yaitu dengan menggunakan,  memilih panah drop-down di sebelah kanan role di kolom F, pilih Personal Assistant dari daftar, dan semua catatan pertemuan kedua kriteria (mereka yang bekerja di Administrasi dan yang Asisten Pribadi) akan ditampilkan.



2. Menggunakan AutoFilter untuk menyaring item dalam daftar oleh lebih dari satu kondisi
Opsi Excel Custom AutoFilter
Seperti yang Anda tahu, Excel AutoFilter memperbolehkan user untuk menyaring item dalam daftar menurut kriteria yang ditetapkan pada satu kolom pada waktu yang bersamaan. AutoFilter memiliki opsi bernama Custom, yang akan memungkinkan pengguna untuk menyaring item pada waktu yang bersamaan pada kolom yang sama.
Jika Anda memilih Custom dari AutoFilter drop down, Anda akan disajikan dengan kotak dialog. Kotak dialog ini dibagi menjadi empat bagian.Katakanlah kita ingin menunjukkan catatan untuk orang-orang yang ulang tahun setelah tanggal 1 Januari 1965 dan sebelum tanggal 31 Desember 1976. Untuk melakukan ini, kita akan membuat pilihan berikut dari kotak dialog Custom dan klik OK:
Ini akan menampilkan hanya orang yang ulang tahun jatuh antara 1 Januari 1965 dan 31 Desember 1976.
Tampilan Custom
setalah anda mengisi ketentuan yang anda inginkan dicustom anda dapat menyimpanya dengan memilih oke, sehingga pada saat Anda membutuhkanya lagi anda dapat dengan mudah melihat yang telah disimpan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah dengan memilih View> Tampilan Custom dan klik tombol Tambah. Berikan nama tampilan Anda dan pastikan Anda menchecklist di samping baris, kemudian Klik OK.
Kemudian Anda dapat menambahkan daftar disaring Anda sebagai Lihat Custom dengan pergi ke Lihat Tampilan> Custom, mengklik nama pandangan Anda dan memilih tombol Tampilkan.
3. Filter Satu Kolom
Dengan Tabel Excel, atau Excel AutoFilter, di tempat, dapat menyaring hanya pada satu kolom, seperti
pelanggan, atau dua atau lebih kolom.

Sebagai contoh, untuk saringan untuk customer tertentu, ikuti langkah berikut
1. Klik panah drop-down di sebelah kanan pos Nasabah
2. Dalam daftar Pelanggan, klik Pilih Semua, untuk menghapus semua tanda cek
3. Klik kotak centang untuk pelanggan yang ingin Anda filter untuk, seperti MegaStore.
4. Klik OK, untuk melihat daftar disaring.

Saturday, March 19, 2011

fenomena supermoon






JAKARTA - Fenomena supermoon atau lunar perigee terjadi tadi malam (19/3). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, supermoon merupakan fenomena kala bulan purnama berjarak paling dekat dengan bumi, yakni 356.577 km. Akibatnya, bulan terlihat lebih besar daripada biasanya.


Supermoon juga memengaruhi gelombang pasang air laut. Karena semakin dekatnya bulan dengan bumi, daya gravitasi dari bulan semakin besar. Di beberapa titik, seperti di Surabaya, gelombang air setinggi 110 cm-130 cm, lebih tinggi daripada hari-hari biasa. Meningkatnya air pasang tersebut bisa menimbulkan banjir di kawasan pesisir pantai. Tetapi, BMKG mengimbau masyrakat tetap tenang.



Kasub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG Rukman Nugraha menjelaskan, fenomena supermoon disebabkan beberapa faktor. Pemicu utamanya, garis edar bulan dalam mengelilingi bumi berbentuk elips. "Fenomena seperti itu (supermoon, Red) sejatinya terjadi setiap tahun," ujar Rukman kemarin (19/3). Dia menambahkan, rata-rata jarak bumi dengan bulan saat purnama adalah 384.400 km.


Rukman menjelaskan, jarak bulan dengan bumi tahun ini lebih dekat daripada tahun lalu. Dia mencatat, pada 2010 fenomena supermoon terjadi pada 30 Januari. Saat itu jarak bulan dengan bumi 356.592 km. Lalu, untuk 2012, diperkirakan supermoon terjadi pada 6 Mei. Jarak bumi dengan bulan saat itu diperkirakan mencapai 356.953 km.


Soal anggapan masyarakat bahwa fenomena supermoon terjadi 18 tahun sekali, Rukman memberikan klarifikasi. Dia menjelaskan, 18 tahun itu adalah periode yang digunakan oleh BMKG untuk menghitung jarak bumi dengan bulan.


BMKG mencatat, fenomena supermoon tahun ini bukan yang terdekat. Pada 12 Desember 2008, jarak bumi dengan bulan tercatat 356.567 km. Lalu, dalam kurun 18 tahun ke depan, BMKG memprediksi supermoon terbesar terjadi pada 2016. Rukman memaparkan, pada 14 November 2016, jarak bumi dengan bulan 356.511 km

contoh CURRICUM VITAE dalam bahasa inggris



CURRICUM VITAE                  

Personal Details
Full Name : Naza seniora
Sex : Male
Place, Date of Birth : Jakarta, 31st of November 1980
Nationality : Indonesian
Marital Status : Not yet
Height, Weight : 170cm, 55kg
Health : Perfect
Religion : Islam
Address : Jl. Tanjung Barat no 12 Jakarta Selatan
Mobile Phone : 085642300000
E-mail : Naza_seniora2001@yahoo.com

Educational Background
1985 – 1991 : Gajahmada Elementary School, Probolinggo
1991 – 1994 : Junior High School No.1, Probolinggo
1994 – 1997 : Senior High School No.1, Probolinggo
1997 – 2001 : faculty psychology University of Gunadarma, depok
Working Experience
Working at PT. Flamboyan Bumi Singo, Cibinong
Period : August 2003 – June 2005
Purpose : Permanently working
Position : HRD manager

contoh surat lamaran kerja dalam bahasa inggris



Application


                                                                                                                               Depok, 15 maret 2011

Attention To:
To header of personnel UOB plaza building thamrin nine, Jakarta
World trade centre Sudirman  18th floor batur room,
Jl. Jendral Sudirman Kav. 31
Jakarta


Dear Sir/Madam,
Having known about a vacancy advertised on Kompas, march 12, 2011, I am interested in the position of  HRD Manager.

I am a 26 year old male, graduated from a faculty`s psychology of gunadarma university, having experience for 2 year on the same position. I am a hard worker, able to work in individual and in team. I have Enclosures
a curriculum vitae and the exactly photo to completely the requsite
I would gladly welcome an opportunity to have an interview with you at your convenience. I hope my skills can be one of your company. I am looking forward to hearing from you in the near future. Thank you for your consideration and attention.

Sincerely yours,

naza seniora

contoh pidato tema dampak globalisasi terhadap bahasa indonesia





Assalamualaikum Wr. Wb
salam sejahtera
Yang terhormat Ibu dosen margaretha sumarwati, serta teman-teman yang saya banggakan.
Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul dalam pertemuan ini.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato dengan
tema“Dampak Globalisasi pada Bahasa Indonesia” .
Di era globalisasi ini, banyak sekali perubahan hal-hal baru  yang begitu cepat, diantaranya ialah masuknya budaya dan ideologi dari bangsa lain yang berdampak terhadap bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia. Banyak keuntungan dan juga kerugian dari dampak globalisasi terhadap bahasa Indonesia ini. Dari segi positifnya bahasa kita sudah mulai dikenal oleh dunia internasional, terbukti dengan adanya beberapa Universitas di luar negeri yang mempunyai fakultas Sastra Bahasa Indonesia.
Dan dampak negatifnya sendiri yang kita rasakan saat ini ialah sepertinya orang-orang Indonesia
sudah tidak mengidolakan bahasanya sendiri, mereka lebih bangga menggunakan bahasa negara orang lain. Ini adalah dampak yang negatif, suatu hal yang sangat kontras bukan? Di mana di Negara lain bahasa kita serius di pelajari oleh mereka, sedangkan kita sendiri sebagai warga Negara ini sudah acuh tak acuh terhadap bahasa Indonesia. Lalu, apa akibatnya jika ini terus berlangsung? Mungkin Tidak hanya budaya kita yang di ambil, tetapi juga bisa jadi bahasa kita di ambil Negara lain.


Menurut saya, salah satu penyelesaiannya ialah mengajarkan kepada geneasi muda dengan cara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan etika dan budaya bangsa kita, sehingga para generasi muda kita akan meneladani itu semua. Jika para orang tuanya saja sudah tidak dapat meneladani hal ini? pada siapa lagi kita selaku generasi muda harus belajar penggunaan bahasa yang baik dan benar?tentunya hal ini akan sangat miris.
Jadi marilah selalu kita gunakan bahasa indonesia yang kita miliki ini dengan baik dan benar. Banggakanlah budaya dan bahasa kita agar kita menjadi warga Negara Indonesia yang seutuhnya.
Demikianlah pidato dari saya,jika ada kekurangan atau kesalahan mohon dimaafkan.
Terima kasih atas perhatianya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

makalah ( pengaruh lingkungan dan bawaan terhadap IQ seorang anak) part 2


BAB II
PEMBAHASAN
Kecerdasan merupakan salah satu anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia, dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasan, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin komplek, melalui proses berpikir dan belajar secara terus menerus.

Ø  Pengertian Intelligence Quotient (IQ)

intelligence quotient (iq) atau kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. kecerdasan ini merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan mengolah  informasi menjadi fakta. iq juga dapat berarti kecepatan otak seseorang dalam menangkap dan mencerna sesuatu.
kecerdasan ini digagas pada sekitar tahun 1912 oleh william strern. digunakan sebagai pengukur kualitas seseorang pada saat itu. kecerdasan ini terletak di otak bagian cortex (kulit otak). memang, semula kajian tentang kecerdasan hanya sebatas kemampuan individu yang bertautan dengan aspek kognitif atau biasa disebut kecerdasan intelektual yang bersifat tunggal, sebagaimana yang dikembangkan oleh charles spearman (1904) dengan teori “two factor” atau thurstone (1938) dengan teori “primary mental abilities”.
dari kajian ini, menghasilkan pengelompokan kecerdasan manusia yang dinyatakan dalam bentuk intelligence quotient (iq) yang dihitung berdasarkan perbandingan antara tingkat kemempuan mental (mental age) dengan tingkat usia (chronological age), merentang mulai dari kemampuan dengan kategori idiot sampai dengan genius. istilah iq mula-mula diperkenalkan oleh alfred binet, ahli psikologi dari prancis pada awal abad ke-20. kemudian, lewis terman dari universitas stanford berusaha membakukan tes iq yang dikembangkan oleh binet dengan mempertimbangkan norma-norma populasi, sehingga selanjutnya dikenal sebagai tes stanford binet.
Sampai sekarang metode tes IQ masih digunakan terutama seperti yang pertama kali diharapkan oleh Binet untuk keperluan membantu para pelajar yang memerlukan pelajaran tambahan dan perhatian ekstra. Namun sejarah membuktikan bahwa metode ini bergerak lebih jauh lagi dalam mempengaruhi aspek-aspek potensi setiap individu.
Saat itu IQ yang merefleksikan kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi-situasi praktis dalam hidupnya (aspek kecerdasan sebagai problem solving capability), dianggap sebagai satu-satunya komponen yang paling berharga. Pandangan ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teori kecerdasan abad ke-19, paduan antara sains dan sosiologi yang dipelopori oleh sepupu Charles Darwin, Francis Galton, pada akhir abad ke-19 secara terpisah dari apa yang dikerjakan Binet saat itu. Ketika itu juga berkembang paham eugenios yang meyakini bahwa kecerdasan pada umumnya diwariskan lewat garis keturunan dan oleh karena itu orang-orang yang kurang cerdas harus didorong agar tidak melakukan reproduksi. Gerakan ini juga menggunakan IQ sebagai metode justifikasinya.
Metode ini lama kelamaan mendapat sorotan dari para ahli dan sedikitnya ada dua kelemahan (bukan kesalahan) yang menuntut untuk diperbaharui, yaitu :
Pemahaman absolute terhadap skor IQ
Stave Hallam berpandangan bahwa pendapat yang menyatakan kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati dan tidak bias diubah adalah tidak tepat. Penumuan modern menunjuk pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara sisanya 58% merupakan hasil dari proses belajar.
Menurut Stave Hallam bahwa pandangan tersebut tidak tepat, sebab dewasa ini makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam.
IQ (Intelligence Quotient). Namun pada saat ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya bertumpu pada dimensi intelektual saja sudah tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya yaitu : kecerdasan emosional atau EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan manusia ternyata lebih luas dari anggapan yang dianut selama ini. Kecerdasan manusia bukanlah merupakan suatu hal yang bersifat dimensi tunggal semata, yang hanya bias diukur dari satu dimensi saja (dimensi IQ). Kesuksesan manusia dan juga kebahagiannya, ternyata lebih terkait dengan kecerdasan selain IQ. Menurut hasil penelitian, setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dan hanya 4% yang ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya (IQ).

Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat IQ pada seseorang

 FAKTOR BAWAAN DAN FAKTOR KETURUNAN
v  Pengaruh bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkorelasi tinggi (± 0,50). Di antara kembar korelasi sangat tinggi (± 0,90), sedangkan di antara individu-individu yang tidak bersanak saudara korelasinya rendah sekali (± 0,20).
Bukti lain dari adanya pengaruh bawaan adalah hasil-hasil penelitian terhadap anak-anak yang diadopsi. IQ mereka ternyata masih biokorelasi tinggi dengan ayah/ibu yang sesungguhnya (bergerak antara + 0,40 sampai + 0,50). Sedang korelasi dengan orangtua angkatnya sangat rendah (+ 0,10 sampai + 0,20).
Selanjutnya, studi terhadap kembar yang diasuh secara terpisah juga menunjukkan bahwa IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa walau lingkungan berpengaruh terhadap taraf kecerdasan seseorang, tetapi banyak hal dalam kecerdasan itu yang tetap tak berpengaruh.
v  Faktor lingkungan

  1. Pengertian
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (Intelegensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat Kecerdasan Tingkat kecerdasan (Intelegensi) bawaan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan pendidikan yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari kehidupan mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang).
B. Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Inteligensi

1. Faktor Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan faktor pendukung terpenting bagi kecerdasan anak. Dalam lingkungan keluargalah anak menghabiskan waktu dalam masa perkembangannya. Pengaruh lingkungan rumah ini berkaitan pula dengan masalah:

Stimulasi:
Untuk menjadikan anak cerdas, faktor stimulasi menjadi sangat penting, baik yang berkaitan dengan fisik maupun mental/emosi anak. Orang tua dapat memberikan stimulasi sejak buah hatinya masih dalam kandungan, saat lahir, sampai dia tumbuh besar. Tentu saja dengan intensitas dan bentuk stimulasi yang berbeda-beda pada setiap tahap perkembangan. Contohnya ketika masih dalam kandungan, stimulasi lebih diarahkan pada indra pendengaran menggunakan irama musik dan tuturan ibu atau ayah. Setelah anak lahir, stimulasi ini diperluas menjadi pada kelima indra maupun sensori-motoriknya. Begitu juga stimulasi lainnya yang dapat merangsang dan mengembangkan kemampuan kognisinya maupun kemampuan lain.
Secara mental orang tua juga menstimulasi anak dengan menciptakan rasa aman dan nyaman sejak masa bayi. Caranya? Dengan mencurahkan kasih sayang, menumbuhkan empati dan afeksi, disamping memberi stimulasi dengan menanamkan nilai-nilai moral dan kebajikan secara konkret. Stimulasi yang diberikan secara efektif jelas dapat membuat potensi kecerdasan anak mencapai titik maksimal.

Pola Asuh:
Pola asuh orang tua yang penuh kasih sayang diyakini dapat meningkatkan potensi kecerdasan si anak. Sebaliknya, tidak adanya pola asuh hanya akan membuat anak bingung, stres, dan trauma yang berbuntut masalah pada emosi anak. Dampaknya, apa pun yang dikerjakannya tidak akan pernah membuahkan hasil maksimal.

2.      Faktor Social Economi

a) Sosial ekonomi keluarga
           Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah, dan kurang mendapatkan nutrisi yang memadai pula. Begitu juga sebaliknya dengan sosial ekonomi yang kurang memadai, seseorang juga kurang mendapatkan kesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang baik dan nutrisi yag baik.

b). Pendidikan orang tua
          Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.

3.       Faktor Education

          Yang pasti kecerdasan dalam diri anak tidak muncul begitu saja. Di luar potensi yang diberikan, sebetulnya cerdas juga berarti ketekunan memelajari sesuatu. Selain pendidikan yang diberikan orang tua di rumah, peran sekolah juga tidak kalah besar. Boleh dibilang sekolah merupakan rumah kedua bagi anak yang memungkinkannya mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kehidupan.

Ø  Salah satu teori yang berhubungan dengan IQ adalah :

Teori konvergensi
Teori ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Louis Stern. Asumsi teori ini berdasar eksperimennya terhadap dua anak kembar yang memiliki sifat keturunan yang sama, namun setelah dipisahkan dalam linkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda.
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi) dari teori nativisme dan teori empirisme.
Isi teori konvergensi: factor pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam mempengaruhi dan menentukan perkembangan individu.
Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh factor yang dibawa sejak lahir (factor endogen) maupun factor lingkungan, termasuk pengalaman dan pendidikan (factor eksogen).

FAKTOR ENDOGEN
Factor endogen adalah factor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga saat dilahirkan (factor keturunan atau factor bawaan). Faktor endogen meliputi factor-faktor sebagai berikut :
• Factor kejasmanian
Factor pembawaan yang berhubungan erat dengan keadaan jasmani pada umumnya tidak dapat diubah begitu saja, dan merupakan factor dasar dalam ciri fisik individu.
Factor kejasmanian misalnya warna kulit, warna dan jenis rambut, rupa wajah, golongan darah, dan sebagainya.

• Factor pembawaan psikologis (temperamen)
Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yang berhubungan dengan fungsi fsiologik seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia.
Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang nampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil bawaan maupun lingkungan. Temperamen bersifat konstan, sedangkan karakter atau watak bersifat tidak konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan.

• Factor bakat (aptitude)
Bakat bukanlah sesuatu yang telah jadi dan terbentuk pada waktu individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke suatu arah. Supaya potensi tersebut teraktualisasikan dibutuhkan kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut. Disinilah dukungan lingkungan yang baik diperlukan dalam perkembangan individu.

FAKTOR EKSOGEN
Factor eksogen adalah factor yang datang dari luar diri individu, berupa pengalaman, alam sekitar, pendidikan, dan sebagainya.
Perbedaan antara pendidikan dengan lingkungan adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan. Pendidikan bersifat aktif, dijalankan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab, dan secara sistematik memang mengarahkan pada pengembangan potensi-potensi atau bakat-bakat yang ada pada individu sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sedangkan pada umumnya lingkungan bersifat pasif dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan pengaruhnya secara paksa kepada individu. Lingkungan hanya menyediakan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Tergantung pada individu yang mau menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sikap individu terhadap lingkungan dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

1. Individu menolak lingkunagn jika tidak sesuaidengan yang ada dalam diri individu.
2. Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan yang ada dalam diri individu.
3. Individu bersikap netral.

Lingkungan yang memiliki peranan dalam perkembangan individu terbagi dalam beberapa kategori, yaitu:
• Lingkungan fisik ; berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta musim.
• Lingkungan social ; berupa lingkungan tempat individu berinteraksi.
Lingkungan social dibedakan dalam dua bentuk :
1. Lingkungan social primer, yaitu lingkungan yang anggotanya saaling kenal.
2. Lingkungan social sekunder, yaitu lingkungan yang hubungan antar anggotanya bersifat longgar.

Ø  Hubungan-hubungan inteligensi:

·         Inteligensi Berkorelasi dengan "Head size"
Hubungan antara ukuran kepala dengan IQ sudah cukup lama menjadi subyek kontroversi. Tetapi penelitian dengan teknik neuroimaging membuktikan bahwa volume otak berkorelasi dengan IQ. Bukti ini didapat dengan mengukur ukuran helm tentara AS yang sedang mengikuti training dan dibandingkan dengan IQ-nya. Walaupun demikian korelasi tersebut cukup kecil.

·         Inteligensi dengan "Birth Order"
Kepercayaan bahwa anak pertama lebih cerdas dibandingkan anak berikutnya sudah lama menjadi kebenaran di masyarakat. Tetapi penelitian di AS membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara urutan kelahiran dengan inteligensi. Anak-anak yang lahir duluan dalam urutan kelahiran tidak mempunyai perbedaan IQ yang signifikan dengan anak-anak yang lahir belakangan.

Sedangkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim Norwegia menemukan anak pertama, dan mereka yang kehilangan saudara lebih tua, sehingga kemudian menjadi yang tertua, mencatat skor lebih tinggi dalam tes intelegensi.

Adanya hubungan ini ditemukan setelah para peneliti mengkaji data dari 250 ribu tentara Norwegia, demikian BBC. Laporan tersebut dimuat_dalam_jurnal_Science. Selama berpuluh-puluh tahun, para ahli tidak sependapat mengenai bagaimana urutan kelahiran berpengaruh terhadap intelektualitas dan pencapaian prestasi.

Mereka yang mendukung teori ini mengatakan anak-anak tertua biasanya mendapatkan perhatian serius dari orang tua mereka sejak usia dini.
Yang lainnnya berpendapat bahwa perbedaan disebabkan ketika janin berkembang di dalam perut ibunya, dengan kehamilan berikutnya, sang ibu akan menghasilkan antibodi yang bisa merusak otak bayi.
Sementara yang lainnya mengatakan bahwa hubungan antara urutan kelahiran dan intelegensi adalah hal yang tidak benar, atau bias karena besarnya jumlah keluarga, secara historis, pasangan dengan IQ yang lebih rendah cenderung memiliki anak-anak yang lebih tinggi IQnya.
Professor Petter Kristensen, di Institut Nasional Kesehatan di bidang Kerja di Oslo dan koleganya Tor Bjerkedal, di Jasa Layanan Kesehatan Angkatan Bersenjata Norwegia mengatakan walaupun perbedaan IQ yang mereka temukan sedikit saja, namun ini penting artinya.
Mereka juga mengatakan bahwa alasan di balik penemuan ini karena faktor sosial, bukan faktor biologi.

to be continue to the next pos ( berlanjut ke postingan berikutnya)


makalah ( pengaruh lingkungan dan bawaan terhadap IQ seorang anak) part 3




BAB III
A.    Secara umum intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. kemampuan untuk berpikir abstrak
2. Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan
3. Kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru

Perumusan pertama melihat inteligensi sebagai kemampuan berpikir. Perumusan kedua sebagai kemampuan untuk belajar dan perumusan ketiga sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Ketiga-tiganaya menunjukkan aspek yang berbeda dari intelegensi, namun ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri seseorang tergantung dari kemampuannya
untuk berpikir dan belajar. Sejauh mana seseorang dapat belajar dari pengalaman-pengalamannya akan menentukan penyesuaian dirinya. Ungkapan-ungkapan pikiran, cara berbicara, dan cara mengajukan pertanyaan, kemampuan memecahkan masalah, dan sebagainya mencerminkan kecerdasan. Akan tetapi, diperlukan waktu lama untuk dapat menyimpulkan kecerdasan seseorang berdasarkan pengamatan perilakunya, dan cara demikian belum tentu tepat pula. Oleh karena itu, para ahli telah menyusun bermacam-macam tes inteligensi yang memungkinkan kita dalam waktu yang relatif cepat mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Inteligensi seseorang biasanya dinyatakan dalam suatu kosien inteligensi Intelligence Quotient(IQ).

B.     Karakteristik orang yang memiliki IQ tinggi

Orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi memiliki perbedaan karakteristik dengan orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual rendah.
Karakteristik orang yang memiliki IQ tinggi antara lain :
                                                                                                
  1. Berpikiran secara logis
Logis merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang diungkapkan lewat kata-kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logis bisa juga diartikan dengan masuk akal. Orang yang berpikiran secara logis pasti pemikirannya masuk akal.
2.      Rasional
Rasional adalah menggunakan nalar sebagai pertimbangan tertinggi untuk menentukan hal seperti pendapat, perbuatan, penilaian, dan sebagainya. Bukan dengan perasaan subjektif, rasional diambil dari bahasa inggris yaitu rational yang berarti dapat diterima oleh akal dan pikiran serta dapat ditalar sesuai dengan kemampuan otak. Hal-hal yang rasional adalah sesuatu hal yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.
3.      Sistematis
Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat yang menyangkut objeknya.

  1. Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
Diantaranya adalah :
  1. Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
  1. Inteligensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai hal.

to be continue to the next post (berlanjut ke postingan selanjutnya)