Sunday, April 10, 2011

faktor bawaan (herediter)




Faktor bawaan, yang disebut juga factor keturunan atau factor herediter, adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab mengapa ikan berenang, burung terbang, sapi berkaki empat, harimau makan daging, dan sebagainya. Hal yang sama menentukan mengapa manusia ada yng bemata biru, ada yang pendek, ada yang berkulit putih. Faktor herediter menentukan batas dan kemungkinan apa yang dapat terjadi pada organism dalam lingkungan kehidupannya.
Secara biologis, individu berkembang dari dua sel benih yaitu sel telur (ovum) yang ada pada ibu dan
sel sperma yang berasal dari ayah dan akan membuahi sel telur. Sperma dan sel telur masing-masing berisi 23 kromosom , yaitu struktur yang berisi faktor-faktor herediter. Didalam setiap kromosom terdapat struktur yang lebih kecil lagi yang disebut gen. gen inilah yang akan diturunkan seperti warna mata, warna rambut dan kulit.
Sebagaimana sel telur yang telah dibuahi, yang berisi 23 kromosom, masing-masing sel dalam tubuh kita juga berisi 23 pasang. Setiap sel kemudian membelah menjadi dua sel dan seterusnya. Dengan demikian setiap sel kromosong membelah menjadi dua kromosom sehingga masing-masing sel baru berisi 46 kromosom yang berupa satu sama lain.
Akan tetapi dalam proses reproduksi, pembelahan sel berlangsung melalui suatu proses yang berbeda yang disebut pembelahan reduksi (reduction division). Dalam pembelahan reduksi sel tidak membelah dengan cara memisahkan kromosom menjadi dua akan tetapi dengan cara membagi masing-masing kedua pulluh tiga pasang kromosom. Dengan demikian setiap sel baru tidak berisi kromosom yang sama dengan yang lainya karena memang bukan saling menduplikat satu sama lain. Oleh karena itu, dalam pembelahan reduksi, hanya separuh dari kromosm oran gtua yang terdapat dalam ovum atau dalam sperma. Untuk sperma atau ovum tertentu terpilihnya kromosom terjadi secara kebetulan, yaitu satu kromosom memiliki peliang sama besar dengan pasanganya untuk terpilih.
Dua orang anak dari orangtua yang sama masing-masing akan menerima 23 kromosom dari setiap orang tuanya namun mereka akan menerimarangkaian gen yang berbeda karena mereka menerima kombinasi kromosm yang tidak sama. Bila gen yang mereka miliki sama dengan gen orangtuanya maka mereka akan mirip dengan orangtuanya, sebaliknya bila gen yang mereka terima tidak sama dengan orangtuanya tentu mereka tidak mirip dengan orangtuanya.
Individu yang menerima gen dari kulit putih dari ibu dan ayahnya akan memilki kulit yang putih juga. Bila ia menerima gen kulit putih dari salah satu orang tuanya dan menerima gen kulit coklat dari orangtuaya yang lain maka ia akan  maka ia akan berkulit coklat apabila gen kulit coklat lebih dominan. Suatu gen dikatakan dominan apabila ia memiliki kekuatan untuk menekan efek-efek yang lain, sebaliknya gen disebut resesif bila pengaruhnya dikalahkan oleh gen yang lain. Dalam contoh tersebut gen kulit putih merupakan gen yang resesif dan gen kulit cokelat merupakan gen yang dominan.
Pengaruh lingkungan terhadap individu sebenarnya telah diawali sejak terjdinya pembuahan. Sejak pembuahan sampai saat kelahiran, lingkungan telh mempengaruhi calon bayi lewat ibunya. Misalnya, defisiensi kalsium dalam aliran darah sang ibu dapat menyebabkan abnormalitas tulang bayi. Proses kelahiran itu sendiri dapat menyebabkan terjadinya luka seperti dalam kasus kelahiran yang sulit atau dikarenakan kepala bayi terlalu lama mengalami tekanan, yang akhirnya dapat berakibat kelemahan mental pada anak.
Setelah kelahiran, pengaruh faktor lingkungan terhadap individu semakin penting dan besar. Proses yang paling berpengaruh setelah masa ini adalah proses belajar ( learning ) yang menyebabkan perbedaan perilaku individu satu dengan yang lainnya. Apa yang dipelajari dan diajarkan pada seseorang akan sangat menentukan apa dan bagaimana reaksi individu terhadap stimulus yang dihadapinya. Sikap, perilaku, reaksi emosional, dan semacamnya merupakan atribut yang dipelajari dari lingkungan.
Lewat proses belajar,pengaruh budaya secara tidak langsung juga mempengaruhi idividu. Standard an normal social yang berlaku pada suatu kelompok budaya tempat inddividu berada akan menentukan apa yang benar dan  apa yang salah, apa yang diianggap dan apa yang dianggap buruk. Norma itulah yang akan menjadi acuan  individu dalanm berpikir dan berperilaku.
Demikianlah pengaruh faktor warisan yang dibawa individu sejak dalam kandungan dan pengaruh lingkungan tempat dia berada dan dibesarkan akan bersama-sama membentuk sifat dan karakter dalam diri manusia. Besarnya peranan masing-masing determiinan tersebut tidak;lah sama dalam membentuk perbedaan dari berbagai sifat yang ada dalam diri manusia. Bagi pembentukan sifat A, misalnya, mungkin faktor keturunan lebih berperan sedangkan bagi pembentukan sifat B faktor lingkunganlah yang lebih menentukan.
Untuk mengetahui sejauh  mana peran faktor bawaan dan faktor lingkungan, dilakukanlah berbagai penelitian lewat metode yang bermacam-macam.
  

No comments:

Post a Comment