Saturday, January 5, 2013

Akulturasi Psikologi


Akulturasi



Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Atau bisa juga didefinisikan sebagai perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi.
Contoh akulturasi, saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya. Contoh lainnya yaitu, baju batik di Indonesia, yang digabungkan dengan model baju dari luar negeri sehingga menghasilkan baju batik modern, di sini budaya batik masih tetap ada namun diinovasikan menjadi batik modern.
Pengertian Akulturasi Dari Para Ahli:
1. Koentjaraningrat (1996:155)
    Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan     tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
2. Garbarino
    "Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983).
“Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983).
3. Ta Chee Beng
    "Acculturation is the kind of cultural change of one ethnic group or a certain population of ethnic group (A) in relation to another ethnic group (B) such that certain cultural features of A become similar or bear some resemblance to those of B" (Ta Chee Beng, 1988).
“Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau populasi tertentu dari kelompok etnis (A) dalam hubungannya dengan kelompok etnis lain (B) sedemikian rupa sehingga budaya tertentu fitur dari A menjadi serupa atau kemiripan kepada mereka dari B "(Ta Chee Beng, 1988).
4. Robert E.Park dan Ernest W.Burgess (1921:735)
    Comprehends those phenomena which result when groups of individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups".
“Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke dalam kelompok lain, dengan perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua kelompok ".
5. Arnold M.Rose (1957:557-558)
    “The adoption by a person or group of the culture of another social group."
"Adopsi oleh orang atau kelompok dari kelompok social budaya lain "
6. Redfield, Linton, Herskovits
    Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Dari definisi tersebut terlihat bahwa akulturasi adalah salah satu aspek daripada culture change dan asimilasi adalah salah satu fase dari akulturasi, sedang difusi adalah daripada akulturasi
7. Krober
    Akulturasi itu meliputi perubahan didalam kebudayaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan yang lain, yang akhirnya menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu. Menurut krober, difusi adalah salah satu aspek dari akulturasi.
8. Gillin & Gillin dalam bukunya “Culture Sosiology”
    Sebagai proses dimana masyarakat-masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada pencampuran yang komplit dan bulat dari kedua kebudayaan itu.

Psikologis

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi psikologis:
1. Anas Tamsuri
    Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan cairan, elektrolit, dan asam-basa.
2. Dennis J. Billy
    Psikologis secara tradisional, yaitu kesadaran tentang yang  benar dan yang salah.
3. Abdul Mujib
    Psikologis adalah pikiran yang melibatkan ide atau intelek untuk memahami dunia dan dirinya.
4. Myra Chave-Jones
    Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai cara kerja pikiran kita.
5. Eben Nuban Timo
    Psikologis merupakan keyakinan dan pandangan manusia tentang alam sekitar, manusia, dan Tuhan.
6. Bilson Simamora
    Psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap.
7. Nursalam
    Psikologis merupakan hal yang merupakan kepribadian dan kemampuan individu dalam memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan situasi dan lingkungan.
8. Willy Wong
    Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme fight dan flight dalam diri manusia.
9. Yusuf Qardhawi
    Psikologis merupakan hal pertama yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Jadi, akulturasi psikologis adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan perilaku tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu perilaku asing. Perilaku asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam perilakunya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur periaku kelompok sendiri. Singkatnya terdapat perpaduan antara perilaku sendiri dengan perilaku asing, tanpa menghilangkan unsur.




Psychology Acculturation atau yang dalam bahasa indonesia disebut sebagai Akulturasi Psikologi adalah istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Graves. Graves melakukan banyak studi dan penelitian tentang Psychology Acculturation. Beliau yang petama kali mendefinisikannya. Menurut Graves (dalam Flannery, 2001) Akulturasi Psikologis didefinisikan sebagai proses adaptasi individu terhadap suatu budaya baru. Lebih lanjut Graves (dalam berry dan Safdar, 2007) mengatakan bahwa akulturasi psikologis merupakan perubahan pada individu yang berpartisipasi dalam situasi kontak budaya yang dipengaruhi oleh budaya dominan dan budaya non-dominan dimana individu menjadi anggotanya. Sedangkan Berry (dalam Dees, 2006) mengartikannya sebagai proses dimana individu mengalami perubahan, baik karena dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya lain, serta karena berpartisipasi dalam perubahan akulturatif umum yang berlangsung dalam budaya mereka sendiri. Ia juga mengatakan bahwa untuk menyadari akulturasi psikologi pada individu, kita perlu mempertimbangkan perubahan psikologis yang dilalui oleh individu dan peristiwa-peristiwa adaptasi mereka pada situasi baru. Sedangkan pandangan Dees (2006) yang berlawanan dengan pendapat Berry, mengasumsikan bahwa Akulturasi Psikologi lebih meneliti dampak dari hubungan antar budaya pada tingkat individu bukan terfokus pada tingkat perubahan yang terjadi pada individu dari kelompok budaya yang berbeda. Dari berbagai pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa Akulturasi psikologi (Psychology Acculturation) adalah perubahan perilaku serta identitas yang terjadi pada individu sebagai dampak dari adanya hubungan (kontak) antar budaya.

Teori
Terdapat dua alasan untuk membedakan tingkat budaya dan psikologis. Pertama, dalam psikologi lintas budaya kita memandang perilaku individu sebagai interaksi dengan konteks budaya yang terjadi (Berry, Poortinga, Segall dan Dasen dalam Berry dan Safdar, 2007). Kedua, tidak setiap individu masuk, berpartisipasi atau berubah dengan cara akulturasi yang sama. Terdapat perbedaan individu yang besar dalam  akulturasi psikologis, walaupun diantara individu yang  memiliki budaya yang sama dan tinggal dalam wilayah akulturatif yang sama (Sam dan Berry dalam Berry dan Safdar, 2007). Mengacu dengan pernyataan Berry dan Safdar tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam akulturasi psikologis, dampak yang ditimbulkan dari adanya kontak antar budaya (budaya asli dengan budaya luar) tidak hanya berupa perubahan tetapi juga dapat berupa perilaku mempertahankan budaya asli. Ketika individu dihadapkan pada fenomena perubahan budaya dalam kelompoknya sebagai akibat masuknya budaya luar, maka pada individu tersebut akan terjadi akulturasi psikologis. Mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Berry (dalam Matsumoto dan Juang, 2008) serta pada Berry (2005), Individu akan melakukan salah satu strategi akulturasi yang terdiri dari empat macam yaitu:
1.    Intergrasi (integration)
Yaitu individu tetap mempertahankan budaya asli mereka tetapi individu juga ingin berpartisipasi terhadap budaya luar yang masuk ke dalam budaya mereka. Baik budaya asli dan budaya luar diterima oleh individu. Nilai-nilai budaya asli tetap dipertahankan dan nilai-nilai budaya luar juga ikut diadopsi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku individu tersebut. Salah satu perubahan yang terjadi, misalnya mereka dapat berbicara dua bahasa atau lebih.
2.    Asimilasi (assimiliation)
Yaitu individu hilang kontak (tidak memiliki kontak) dengan budaya asli mereka tetapi individu lebih memilih mengadakan kontak dengan budaya luar. Jadi, individu menolak budaya asli mereka dan secara menyeluruh mengasimilasi budaya luar. Terjadi perubahan dalam perilaku mereka, yaitu mengikuti nila-nilai budaya luar. Mereka mengurangi interaksi dengan orang-orang dari budaya asli mereka, mereka berbicara menggunakan bahasa dari budaya luar ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang dari budaya asli mereka sendiri.
3.    Separasi (separation)
Yaitu individu mempertahankan nilai-nilai budaya asli mereka dan menolak nilai-nilai budaya luar yang masuk. Individu hanya mengadakan interaksi dengan budaya asli mereka tetapi tidak mengadakan interaksi dengan budaya luar. Jenis ini merupakan kebalikan dari asimilasi. Individu tersebut menggunakan bahasa asli mereka dalam berinteraksi dengan orang-orang dari budaya luar serta dari budaya mereka sendiri.
4.    Marginalisasi (marginalization)
Yaitu individu memutuskan untuk menolak budaya asli dan budaya luar. Individu tidak mempertahankan budaya asli mereka tetapi juga tidak menerima budaya luar. Maka dari itu, tidak terjadi perubahan dalam diri individu yang disebabkan oleh budaya luar, tetapi individu juga tidak berusaha mempertahankan budaya asli mereka.
Keempat macam strategi akulturasi tersebut dapat diperjelas dengan gambar di bawah ini, dimana tiap strategi bergantung kepada kelompok mana yang dipertimbangkan.


Daftar Pustaka

Flannery, Peter, dkk. 2001. An Empirical Comparison of Acculturation Models. http://www.uk.sagepub.com/thomas2e/study/articles/section3/Article65.pdf. Jurnal Society of Personality and Social Psychology. Vol.27, Hal.1035-1045. Diakses tanggal 2 Desember 2012

Dees, M David. 2006. How Do I Deal With These New Ideas?: The Psychological Acculturation of Rural Students. http://www.jrre.psu.edu/articles/21-6.pdf. Journal of Research in Rural Education. Diakses tanggal 2 November 2012

Berry, W John dan Saba Safdar. 2007. Psychology of  Diversity: Managing Acculturation and Multiculturalism in Plural Societies. http://atrium.lib.uoguelph.ca:8080/xmlui/bitstream/handle/10214/4064/Berry_Safdar_2007rev.pdf?sequence=3. Diakses tanggal 22 Desember 2012

Berry, W John. 2005. Acculturation: Living Successfully in Two Cultures.  International Journal of Intercultural Relations. Vol 29. Hal 697-712

Matsumoto, David dan Linda Juang. 2008. Culture and Psychology. USA: Wadsworth


http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi

http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html




 perilaku kelompok sendiri.

No comments:

Post a Comment