TRANSMISI BUDAYA
Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Transmisi budaya adalah cara sekelompok orang atau hewan dalam suatu masyarakat atau budaya cenderung untuk belajar dan menyampaikan informasi baru.Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. mewariskan budaya dari generasi yang satu ke generasi yang lain melalui sebuah kegiatan pengiriman atau penyebaran sebuah kebiasaan/adat istiadat yang sulit untuk diubah disebut dengan transmisi budaya.
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah Transmisi kebudayaan. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Contoh transmisi budaya : Budaya indis yang berkembang subur pada abad ke-18 sampai abad ke-19, dan berpusat di wilayah-wilayah tanah partikelir dan di lingkungan Indische landhuizen. Pada permulaan abad ke-20 kebudayaan ini bergeser ke arah urban life seiring dengan hilangnya pusat-pusat kehidupan tersebut.
Pergeseran Budaya Indis menjadi Urban Life menjadi transmisi budaya yang nyata dalam kehidupan masyarakat zaman dulu. Ada seuatu perubahan kebudayaan dari Indis menjadi kota (urban).
Transmisi budaya ada 3:
1.TRANSMISI VERTICAL
a. GENERAL ACCULTURATION
Dari orang yang lebih tua/orang tua, pada budaya sendiri (intra) informal, misal : anak disiplin karena
melihat orang tuanya
b. SPECIFIC SOCIALIZATION
Peristiwa yang disengaja, terarah dan sistematis, misal : anak dididik untuk tidak membantah pada orang
tua pendidikan formal
2.OBLIQUE TRANSMISION
Dari orang dewasa lain, yang budayanya sama (enkulturasi/ sosialisasi)dari orang yang budayanya beda
(akulturasi/ resosialisasi)
a. GENERAL ACULTURATION
orang dewasa yang budayanya sama anak meniru sopan-santun orang dewasa, misal : dari guru
b. SPECIFIC SOCIALIZATION, misal : guru menanamkan sifat-sifat kerja sama
c. GENERAL ACCULTURATION
Orang dewasa yang berbudaya beda, misal : model pakaian
d. SPECIFIC RESOCIALIZATION
3.HORIZONTAL TRANSMISION
a. GENERAL ENCULTURATION
Dari teman sebaya pada budaya yang sama, misal : anak ikut-ikutan merokok karena ikut temannya
b. SPECIFIC SOCIALIZATION
misal : diskusi kelompok, anak mengikuti aturan bicara bergantian belajar main musik dari teman
Bentuk-bentuk Transmisi Budaya
1. Akulturasi
Suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu
sendiri.
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur diperbaiki dan dimodifikasi melalui kontak ata pemaparan
langsung dengan kultur yang lain. Sebagai contoh, apabila ada sekelompok imigran yang kemudian
menetap di Amerika Serikat (kultur tan rumah), maka kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur
Tuan rumah ini. Lama kelamaan, nilai, dan cara berperilaku serta kepercayaan dari kultur tuan rumah ini
akan menjadi bagian dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada
waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah
Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu.
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari generasi satu ke generasi
selanjutnya. Kita mempelajari budaya, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar,
bukan dengan gen. Orang tua, teman-teman, lembaga sekolah, dan pemerintahan adalah guru utama di
bidang kultur. Dan enkulturasi terjadi melaui mereka.
Agar budaya terus berkembang, proses adaptasi perlu dilakukan. Paradigma yang berkembang adalah
budaya itu dinamis dan merupakan hasil proses belajar. sehingga budaya suatu masyarakat tidak hadir
dengan sendirinya. Proses belajar dan mempelajari budaya sendiri dalam masyarakat itu dinamakan
Enkulturasi menyebabkan budaya masyarakat tertentu bergerak dinamis mengikuti perkembangan jaman.
Sebaliknya sebuah masyarakat yang cenderung sulit menerima hal hal baru dalam masyarakat sulit
mempertahankan budaya lama yang sudah tidak relevan lagi untuk disebut sebagai akulturasi.
Pengaruh terhadap perkembangan
Akulturasi : Kehadiran budaya asing yang masuk dalam suatu masyarakat tentu memiliki nilai positif dan negatifnya. Seperti yang diketahui bahwa kebudayaan Eropa telah lama masuk Indonesia, namun masyarakat Indonesia sendiri tidak kehilangan ciri khas-nya dan tetap memegang unsur budaya asli. Dampak akulturasi tersebut sebenarnya banyak memberikan manfaat dan perubahan yang positive bagi masyarakat sekitar. Misalnya saja pada bangunan, zaman dulu rumah masyarakat Indonesia sangat sederhana dan rapuh, namun setelah budaya belanda masuk rumah-rumah tersebut lebih kokoh dengan tiang-tiang. Tapi tetap berdasarkan unsur tradisional. Pengaruh tersebut tentu baik bagi perkembangan psikologis individu maupun universal karena memberikan perluasan berfikir.
Sosialisasi : Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
Enkulturasi : Pada masa kebudayaan Indis, enkulturasi terjadi dilingkungan pendidikan dimana pengaruh teman sekitar bagi seorang anak lah yang akan ‘membentuk’nya. Kebiasaan hidup mewah misalnya, anak-anak pada masa itu melihat cara para orang dewasa berpakaian, cara atau kebiasaan para orang dewasa merayakan sesuatu dengan berpesta (minum bir bersama).
BIOLOGIS
Suburnya budaya Indis pada awalnya didukung oleh kebiasaan hidup membujang para pejabat Belanda. Pada masa itu ada larangan membawa pasangan dan mendatangakan perempuan Belanda ke Hindia Belanda. Hal itu mendorong para lelaki Belanda menikahi penduduk setempat. Maka terjadilah percampuran darah yang melahirkan anak-anak campuran, serta sevara otomatis menimbulakan budaya dan gaya hidup Belanda-Pribumi/gaya Indis.
AWAL PENGEMBANGAN DAN PENGASUHAN
Pada keluarga bangsawan dan priyayi Jawa, anak-anak diasuh oleh para pembantu yang biasanya di sebut emban. Selain emban ada juga inya yang bertugas menyusui dan wuucumbu (abdi pendamping). Pembagian tugas yang seperti demikian ternyata diikuti juga oleh keluarga Belanda, Indo, dan priyayi baru. Anak-anak meraka diasuh oleh para babu, jongos, dan sopir. Para pembantu rumah tangga tersebut tidak hanya sekedar mengurus rumah tetapi juga menjaga anak-anak para majikan mereka dan pembagian kerja seperti itu tidak dikenal di negara Belanda.
Jelas dari hal tersebut, kelekatan (attachment) antara anggota keluarga misalnya anak dan orang tuanya tidak akan begitu kuat dikarenakan intensitas pertemuan dan melakukan kegiatan bersama, anak lebih sering dilakukan dengan pengasuh dan bukan orang tuanya sendiri. Perkembangan yang terjadi pada anak yang diasuh oleh para pengasuh tersebut juga akan berbeda dibanding dengan perkembangan anak pada masyarakat biasa.Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://id.shvoong.com/law-and-politics/family-law/2245698-enkulturasi-dan-akulturasi/
http://www.imadiklus.com/2012/04/kajian-antropologi-teknologi-pendidikan-kasus-transmisi-budaya-belajar.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
Nama : M.Nazarudin
NPM : 14510158
Kelas : 3PA03
No comments:
Post a Comment